Selasa, 27 November 2012

Pendidikan Jasmani Dan Pendidikan Di Luar Kelas



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah utama dalam pendidikan di Indonesia, hingga dewasa kini, ialah belum efektifnya pengajaran dalam pendidikan di sekolah-sekolah. Kondisi kualitas pengajaran pendidikan yang memprihatinkan di sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah lanjutan dan bahkan perguruan tinggi telah dikemukakan dan ditelaah dalam berbagai forum, diantaranya tentang kemampuan guru dalam pendidikan dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran.
Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktiknya cenderung tradisional. Model metode-metode praktik dipusatkan pada guru di mana para siswa melakukan latihan berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru.
Kejenuhan yang ditimbulkan karena selama ini proses pembelajaran selalu di lakukan di dalam kelas, merupakan latar belakang munculnya konsep belajar di luar kelas atau yang lebih dikenal dengan Aktivitas Luar Kelas. Pendidikan yang selalu dilakukan di kelas selama ini sangat berpotensi menimbulkan kebosanan bagi siswanya, sehingga pengembangan dari aktivitas luar kelas sangatlah perlu dilakukan. Karena aktivitas luar kelas bisa dijadikan sarana alternatif dalam peningkatan kualitas manusia yaitu melalui alam. Konsep belajar dari alam adalah mengamati fenomena secara nyata dari lingkungan dan memanfaatkan apa yang tersedia di alam sebagai sumber belajar. Melalui alam, bisa meningkatkan pola fikir dan sikap mental positif seseorang.
Kejenuhan pengembangan di dalam ruang turut memberikan dorongan berkembangnya konsep pendidikan di luar kelas. Pendidikan dalam ruang yang bersifat kaku dan formalitas dapat menimbulkan kebosanan, termasuk juga kejenuhan terhadap rutinitas di sekolah Pendidikan luar kelas dijadikan sebagai alternatif baru dalam meningkatkan pengetahuan dalam pencapaian kualitas manusia. Alam sebagai media pendidkan adalah suatu sarana efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan pola pikir serta sikap mental positif seseorang. Konsep belajar dari alam adalah mengamati fenomena secara nyata dari lingkungan dan memanfaatkan apa yang tersedia di alam sebagai sumber belajar.Dengan alam kita dapat bermain,belajar,dll.
Pendidikan luar kelas pada dasarnya merupakan pendidikan lintas bidang studi, karena di dalam kegiatannya meliputi seni, ilmu alam, pendidikan jasmani dan home economic. Pendidikan luar kelas bertujuan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar,dan, mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar. Pendekatan ini mengasah aktivitas fisik dan social anak dimana anak akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung melibatkan kerjasama antar teman dan kemampuan berkreasi. Berhubungan dengan hal  tersebut disini kami akan membahas mengenai pendidikan di luar kelas terutama yang berkaitan dengan pendidin jasmani.

1.2  RUMUSAN MASALAH
1.      Apa yang dimaksud dengan pendidikan di luar kelas dan tujuannya?
2.      Bagaimana hubungan antara pendidikan di luar kelas dengan pendidikan jasmani?
3.      Kegiatan-kegiatan apa saja yang termasuk dalam pendidikan di luar kelas?
4.      Bagaimana strategi yang tepat dalam pendidikan jasmani di luar kelas bagi anak SD?
1.3  TUJUAN
1.      Mendeskripsikan pengertian pendidikan di luar kelas dan tujuannya.
2.      Menjelaskan bagaimana hubungan antar pendidikan di luar kelas dengan pendidikan jasmani.
3.      Mendeskripsikan kegiatan-kegiatan apa saja yang termasuk dalam pendidikan di luar kelas.
4.      Menjelaskan strategi yang tepat dalam pendidikan jasmani di luar kelas bagi anak SD

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian dan Tujuan Pendidikan Di Luar Kelas
Pendidikan luar kelas merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/ sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah, taman, perkampungan pertanian/ nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan (Arief Komarudin, 2007). Dalam pengertian lain, Aktivitas Luar Kelas merupakan pendidikan yang dilakukan di luar ruang kelas atau di luar gedung sekolah, atau berada di alam bebas, seperti: bermain di lingkungan sekitar sekolah, di taman, di perkampungan nelayan/daerah pesisir, perkampungan petani/persawahan, berkemah, petualangan, sehingga diperoleh pengetahuan dan nilai-nilai yang berkaitan dengan aktivitas alam bebas. Dari dua pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa aktivitas luar kelas adalah proses pembelajaran yang dilakukan di luar kelas atau alam bebas, dengan memanfaatkan peralatan yang ada sehingga dapat memunculkan kreatifitas dan memperoleh pengetahuan serta rekreasi.
Pendidikan luar kelas bertujuan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar,dan, mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alamsekitar.
       Pendekatan Out-door learning menggunakan setting alam terbuka sebagai sarana. Proses pembelajaran menggunakan alam sebagai media dipandang sangat efektif dalam knowledge management dimana setiap orang akan dapat merasakan, melihat langsung bahkan dapat melakukannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan berdasarkan pengalaman di alam dapat dirasakan, diterjemahkan, dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pendekatan ini mengasah aktivitas fisik dan social anak dimana anak akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung melibatkan kerjasama antar teman dan kemampuan berkreasi. Aktivitas ini akan memunculkan proses komunikasi, pemecahan masalah, kreativitas, pengambilan keputusan, saling memahami, dan menghargai perbedaan.
Tujuan pendidikan yang secara umum ingin dicapai melalui aktivitas di luar ruang kelas atau di luar lingkungan sekolah adalah:
1.      Membuat setiap individu memiliki kesempatan unik untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif personal.
2.      Menyediakan latar (setting) yang berarti bagi pembentukan sikap.
3.      Mengembangkan kesadaran, apresiasi dan pemahaman terhadap lingkungan alam dan bagaimana manusia memiliki relasi dengan hal tersebut.
4.      Membantu mewujudkan potensi setiap individu agar jiwa, raga dan spiritnya dapat berkembang optimal.
5.      Memberikan ‘konteks’ dalam proses pengenalan berkehidupan sosial dengan memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk merasakan secara langsung.
6.      Memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan dan ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan luar kelas.
7.      Menumbuhkan pemahaman untuk secara bijak menggunakan dan melindungi lingkungan alam.
8.      Mengenalkan berbagai kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif
9.      Memberikan kesempatan yang unik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar kelas.
10.  Memberikan kontribusi untuk membantu mengembangkan hubungan guru-murid yang lebih baik melalui berbagai pengalaman di alam bebas.
11.  Memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum sekolah diberbagai area.
12.  Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar untuk pendidikan.

2.2  Pendidikan Di Luar Kelas  Dengan Pendidikan Jasmani
Pendidikan luar kelas pada dasarnya merupakan pendidikan lintas bidang studi, karena di dalam kegiatannya meliputi seni, ilmu alam, pendidikan jasmani dan home economic. Dapat dilakukan di mana saja, lapangan terbuka, hutan, tepi danau, cagar alam, kebun, museum, camping ground, atau kebun binatang. Pendidikan luar kelas merupakan salah satu dimensi dalam pendidikan jasmani, di mana melalui program kegiatan ini diharapkan konsep diri siswa dapat dibentuk. Pengalaman semacam memanjat, merangkak, bergelantungan, dan berayun di alam bebas, yang merupakan bagian dari progam petualangan akan mampu meningkatkan rasa percaya diri siswa. Pengalaman semacam ini dapat memenuhi kebutuhan psikis anak akan ‘rasa berhasil mengatasi rintangan’.
Aktivitas Luar Sekolah berisi tentang kegiatan di luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti; bermain di lingkungan sekolah, di taman, di perkampungan pertanian/nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan (mendaki gunung, menelusuri sungai, cano dan lainnya), serta unsur perilaku yang berkaitan dengan aktivitas alam bebas Dalam pelaksanaanya pendidikan jasmani dilakukan melalui tahapan-tahapan tertentu, sebagai contoh :
1)      Tahap Persiapan, yang mencakup langkah-langkah persiapan, seperti: Penetapan tujuan pembelajaran, Memilih metode pembelajaran, Memilih materi pembelajaran, Menentukan alokasi waktu, Menentukan alat dan sumber bahan pelajaran, Memilih jenis evaluasi, dan lain-lain.
2)      Tahap Pelaksanaan, tahap pelaksanaan pada dasarnya menerapkan apa yang telah dilakukan pada tahap persiapan.
3)      Tahap Evaluasi, yang meliputi : Mengumpulkan informasi tentang pencapaian kompetensi, tujuan evaluasi adalah menilai sejauh mana siswa mampu mencapai kompetensi hasil belajar dan Memberikan umpan balik terhadap jalannya pembelajaran (Kurikulum 2004 : 20).
Pendidikan jasmani melalui pendidikan luar kelas dapat memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah sebagai sumber belajar, lingkungan sekolah juga dapat dijadikan sebagai alat pengembangan kegiatan di alam bebas agar siswa dapat mengembangkan keterampilan untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan bersikap positif, berperilaku sosial yang selaras dengan norma yang ada.
2.3  Kegiatan-Kegiatan Pendidikan Di Luar Kelas
Pendidikan jasmani termasuk salah satu bagian dari pendidikan luar kelas. Dalam prakteknya, pada pendidikan jasmani dapat dilaksanakan di luar kelas atau sekolah sebagaimana pendidikan di luar kelas. Kegiatan-kegiatan pendidikan di luar kelas dan pendidikan jasmani memiliki saling keterkaitan dimana pada pelaksanaan pendidikan luar kelas kegiatan yang dilakukan ada yang melibatkan aktivitas jasmani secara aktif sebagaimana dalam pendidikan jasmani. Berikut kegiatan-kegiatan di luar kelas yang juga melibatkan aktivitas  pendidikan jasmani:
1.      Hiking
Hiking adalah kegiatan lintas alam. Menurut pakar latihan fisik di AS, hiking adalah cara yang menyenangkan untuk membentuk tubuh karena dilakukan di alam terbuka. Jadi bukan sekedar latihan aerobik yang efektif namun juga mampu membersihkan pikiran kita. Hiking menawarkan keseimbangan olah fisik dan olah pikiran.Kegiatan ini bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang betapa pentingnya kita menjaga kelestarian lingkungan. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk merefresh peserta dari kejenuhannya selama dalam bekerja.  Selain untuk merefresh diri, kegiatan hiking juga akan sangat bermanfaat dalam menumbuhkan rasa kebersamaan diantara peserta hiking. Selama melakukan hiking, kita akan disuguhi dengan berbagai pemandangan alam yang menarik seperti adanya air terjun, kebun teh, kebun pinus dan lain-lain tergantung dimana melakukan hiking. Selain membuat tubuh lebih banyak keluar keringat, melihat pemandangan berbeda juga dapat memanjakan mata.
2.      Bungee Jumping
Lompat bungee (bungee jumping) adalah sebuah aktivitas di mana seseorang melompat dari sebuah tempat tinggi (biasanya beberapa ratus kaki/meter) dengan satu ujung dari tali elastis yang ditempel di badan atau pergelangan kaki dan ujung talinya satunya terikat ke titik lompatan. Ketika seseorang melompat, tali tersebut tersebut akan melar setelah mengambil energi dari lompatan, dan peloncat akan terlontar balik ketika tali tersebut memendek. Peloncat akan berosilasi naik dan turun sampai energi dari loncatan habis.Kata bungee (dibaca banji) pertama kali digunakan pada tahun 1930 dan merupakan nama dari penghapus karet.
3.      Surfing
Surfing atau berselancar Merupakan salah satu kegiatan paling sulit untuk dikuasai. Olahraga ini memang mengasyikkan. Berdiri di papan selancar dan bersahabat dengan ombak tentunya memberikan pengalaman berbeda bagi sebagian orang.  Anda bisa menari dalam gulungan ombak, menikmati terik matahari, dan asinnya air laut. Meski demikian, Anda harus tetap waspada dengan segala resikonya. Ada prosedur standar yang perlu Anda perhatikan dalam melakukan olahraga ekstrim yang memacu adrenalin ini. Tapi jangan khawatir, sekarang ini banyak tempat wisata yang menawarkan program latihan surfing. Olahraga ini menantang sekaligus akan menyehatkan tubuh. Selain membuat tubuh lebih fit, surfing juga akan membentuk lengan, dada, dan punggung, saat Anda mendayung ke di atas ombak.
4.      Snorkeling dan Diving
Pengertian dasar snorkeling adalah suatu teknik menikmati pesona keindahan dasar laut dengan menggunakan perlatan dasar selam berupa snarkle, fin (kaki katak) dan mask (kacamata renang). Jenis penyelaman ini dilakukan pada plaut dangkal karena tidak menggunakan alat bantu pernafasan berupa tabung oksigen.
Diving adalah penyelaman dengan menggunakan perlatan selam lengkap berupa Fin, Mask, Tabung oksigen beserta regulator. Teknik selam ini dapat digunakan pada kedalaman tertentu dari permukaan dengan bantuan tabung pernafasan. Pada prinsipnya peralatan selam di bagi dalam 2 kelompok :
·         Skin Dive atau dalam Buku Petunjuk 1 Star SCUBA Diver CMAS – Indonesia disebut : “Peralatan Selam Dasar”. Terdiri dari : Masker, Snorkler, Fin (kaki katak), boot (sepatu selam) dan Lifevest (pelampung)
·         SCUBA Gear / Peralatan SCUBA, yang meliputi : BCD (Bouyancy Compensator Divice), Tabung, Regulator, Pressure & Deep Gauge (alat mengetahu isi tabung selama penyelaman dan tingkat kedalaman), serta Weightbelet (pemberat).
5.      Karya Wisata
Karya wisata atau field trip dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan siswa keluar sekolah untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikulum di sekolah, atau dengan kata lain bahwa karya wisata adalah suatu kunjungan kesuatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan sebagai bagian integral dari seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
Karya wisata pada umumnya didorong oleh motivasi, mencari keterangan tentang hal tertentu, melatih sikap anak, membangkitkan minat, mengembangkan apresiasi,
menikmati pengalaman- pengalaman baru.
6.      Permainan dan Olahraga
Model pembelajaran yang paling tepat di lingkungan luar sekolah adalah dengan bentuk bermain atau permainan. Lapangan yang ada, maka di manfaatkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan permainan yang terdiri:
a.       Permainan besar
Yaitu permainan yang peraturannya telah dilakukan secara internasional dan bila ada tambahan selalu dilakukan suatu pertemuan internasional pula.
Seperti:                                                                                     
-          Sepak bola
-          Bola voli
-          Bola basket
-          Bulu tangkis
-          Tenis meja
-          Softball, dan sebagainya
b.      Permainan kecil
Yaitu permainan yang peraturannya ditentukan oleh anggota ermainan sendiri, antara lain:
-          Perebutan benteng
-          Bola tembak
-          Gobak sodor
-          Egrang, dan sebagainya.
Dalam melakukan pendidikan di luar kelas dapat memanfaatkan lingkungan sekitarnya. Sumber belajar dapat meliputi:
1.      Lingkungan di sekitar sekolah atau desanya atau kota, tempat di sekolah di dirikan, yang berbentuk fisik, umpamanya yang ada di sekitarnya berupa: trap atau tangga gedung sekolah, pohon-pohonan.parit dan sebagainya.
2.      Lingkungan tersebut berupa lingkungan alam atau situasi dan kondisi alam yang ada di sekitar sekolah yang perlu dimanfaatkan oleh setiap guru untuk belajar penjaskes.
3.      Lingkungan sosial yang ada di sekitar sekolah lain yang berkaitan dengan pola kehidupan masyarakatnya misalnya: pekerja pabrik
4.      Lingkungan budaya yang sangat kaya di tanah air dengan bermacam-macam permainan serta adat istiadat yang dapat dimodifikasikan sehingga dapat di manfaatkan dalam kegiatan pembelajaran penjaskes di sekolanya, misalnya: kuda-kudaan.
Saat sekarang ini ada tren aerobik dengan semua macam musik senam pagi dan lari pagi setiap hari bahkan didaerah tertentu kegiatan tersebut menjadi suatu kebutuhan masyarakat, sehingga diperlukan tenaga untuk membimbing atau memimpin kegiatan tersebut, mengingat dan menyadari  kekerangan sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar penjaskes di setiap sekolah, sangat perlu kreasi guru untuk memanfaatkan lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran.Contoh:
§  Sungai dapat digunakan untuk pembelajaran renang.
§  Guru silat di daerah yang bersangkutan, dapat di gunakan sebagai sumber dalam pengembangan olahraga tradisional.
Situasi dan kondisi alam juga berperan dalam pendidikan di luar kelas, salah satunya dalam hubungannya dengan pendidikan jasmani. Situasi dan kondisi alam di lingkungan sekolah sangat bervariasi, baik di pedesaan maupun di kota yang berpenduduk jarang atau padat.

2.4  Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Luar Kelas Bagi Siswa SD
Untuk memilih strategi yang sesuai, guru harus mengingat adanya peralihan yang terjadi dalam pendidikan kesehatan dari pendekatan “isi yang kaku” dan informasi tentang kesehatan kepada pendekatan dengan kepedulian terhadap perkembangan menyeluruh dari anak didik. Dengan fokus pada kemampuan mengambil putusan tentang masalah-masalah kesehatan yang melibatkan perolehan dan aplikasi pengetahuan serta mengembangkan kemampuan pengetahuan yang perlu. Lebih jauh strategi pembelajaran ini juga bergantung pada kebutuhan, pengalaman, minat dan kemampuan anak didik; tujuan program pendidikan kesehatandisekolah yang bersangkutan; kemampuan guru, sumber-sumber dan fasilitas yang ada. Keterampilan (memilih strategi) tergantung pada pemilihan teknik yang paling cocok untuk mencapaitujuan (goal) tertentu dan dalam melaksanakan teknik tersebut dengan cara yang fleksibel dan responsif. Guru pendidikan kesehatan harus tanggap terhadap umpan balik dari kelas dan responsif secara sensitif terhadap hasil yang tidak diharapkan, yang dapat mempengaruhi individu.
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran diperlukan pendekatan-pendekatan belajar yang tepat. Sehubungan dengan hal itu telah banyak bermunculan pendekatan-pendekatan untuk meraih tujuan belajar pendidikan jasmani tersebut.
Adapun jenis pendekatan beserta deskripsi sederhana dari masing-masing pendekatan yang banyak dipergunakan terutama di sekolah-sekolah Amerika ditulis oleh Adang Suherman (1998 : 5) sebagai berikut :
1.    Movement Education.
Movement Education ini pada dasarnya merupakan pendekatan yang lebih menekan pada penguasaan keterampilan gerak. Tujuan dari pendekatan ini terutama adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas gerak secara terampil, efisien, efektif pada situasi yang terencana maupun yang tidak terencana; meningkatkan pengetian, dan kesenangan terhadap gerak baik sebagai pelaku maupun sebagai penonton; meningkatkan pengetahuan dan menerapkan pengetahuan tentang gerak manusia.
2.    Fitness Approach.
Fitness Approach ini pada dasarnya merupakn pendekatan yang lebih menekakankan pada peningkatan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan kualitas gerak jasmani anak didiknya.
3.    Academic-Discipline Approach.
Pendekatan ini pada dasarnya merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada penguasaan pendidikan jasmani secara mendalam : bagaimana memelihara gaya hidup yang sehat, mengisi waktu senggang, menjadi pelayan atau pengguna program firness dan pendidikan jasmani di masyarakat.
4.    Social-Development Model.
Pendekatan ini pada dasarnya merupakan yang lebih menekankan pada perkembangan individu dan sosial anak didik. Salah satu contoh model dari pendidikan ini dikembangkan oleh Donald Hellison (1973,1978,1982) dengan istilah “teaching responsibility through physical activity” dengan menerapkan konsep “levels of affective development”.
5.    Sport Education Model.
Pendekatan ini pada dasarnyamerupakan pendekatan yang lebih menekankan pada pemeliharaan dan peningkatan nilai-nilai murni olahraga kompetitif seperti yang sering dilakukan diluar lingkungan sekolah.
6.    Adventure-Education Approach.
Pendekatan ini pada dasarnya merupakan pendekatan yang lebih menekankan pada aktivitas-aktivitas petualangan yang penuh resiko dalam lingkungan yang lebih bersifat alami (misal, maik gunung, cross country, camping).
7.    Electic Approach.
Pendekatan ini pada dasarnya “JURNAL, Pendidikan Dasar “ Nomor: 9 - April 2008 merupakan pendekatan yang merupakan perpaduan atau kombinasi dari semua pendekatan tersebut di atas.
Dari berbagai pendekatan di atas kaitannya dengan pendidikan jasmani sebagai human movement dan sesuai dengan pendapat para ahli maka movement education merupakan pendekatan yang lebih tepat dibandingkan dengan yang lainnya.

Dalam pelaksanaan pendidikan di luar kelas pada pendidikan jasmani di Sekolah Dasar, guru mengacu pada standar kompetensi pendidikan jasmani itu sendiri. Dalam standar kompetensi pendidikan jasmani di sekolah dasar untuk materi pendidikan di luar kelas terdapat pada kelas tinggi yaitu kelas 4, 5, dan 6.
Kelas IV semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
11. Mempraktikkan kegiatan berkemah di lingkungan sekitar sekolah dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya***)
11.1  Mempraktikkan berbagai keterampilan yang sesuai untuk  kegiatan perkemahan, serta nilai kerja sama, tanggungjawab, disiplin, dan mengikuti aturan
11.2 Mempraktikkan aktivitas jasmani yang berisi tantangan dalam perkemahan
11.3  Mempraktikkan pola hidup sehat


Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
11. Mempraktikkan penjelajahan di linkungan sekitar sekolah, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya***)

11.1 Mempraktikkan pembuatan  rencana kegiatan penjelajahan
11.2 Mempraktikkan berbagai keterampilan gerak dalam kegiatan penjelajahan di lingkungan sekolah yang sehat, serta nilai kerjasama, disiplin, keselamatan, kebersihan, dan etika

 Kelas z semester 2

Kelas IV semester 2
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
11. Mempraktikkan penjelajahan dan perkemahan di alam bebas, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya***)

11.1  Mempraktikkan  aktivitas penjelajahan di alam bebas secara sederhana, serta nilai kerja sama, tanggung jawab, disiplin, dan keselamatan
11.2  Mempraktikkan pemasangan kemah bersama, serta nilai kerja sama, tanggung jawab, disiplin, dan keselamatan

Bedasarkan standar kompetensi di atas, maka untuk strategi pembelajaran pendidikan di luar kelas pada pendidikan jasmani di sekolah dasar dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain misalnya pada kegiatan berkemah yang di dalamnya di masukkan kegiatan-kegiatan jasmani seperti outbond atau penjelajahan di lingkungan sekitar sekolah maupun di alam bebas. Dengan kegiatan semacam ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik baik aspek fisik maupun psikis dalam pembelajaran pendidikan jasmai yang PAKEM ( Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

BAB III
PENUTUP

3.1  SIMPULAN
Pendidikan luar kelas merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/ sekolah dan di alam bebas lainnya. Aktivitas Luar Kelas merupakan pendidikan yang dilakukan di luar ruang kelas atau di luar gedung sekolah, atau berada di alam bebas, seperti: bermain di lingkungan sekitar sekolah, di taman, di perkampungan nelayan/daerah pesisir, perkampungan petani/persawahan, berkemah, petualangan, sehingga diperoleh pengetahuan dan nilai-nilai yang berkaitan dengan aktivitas alam bebas.  
Pendidikan luar kelas bertujuan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar,dan, mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki memiliki apresiasi terhadap lingkungan.
Pendidikan jasmani termasuk salah satu bagian dari pendidikan luar kelas. Dalam prakteknya, pada pendidikan jasmani dapat dilaksanakan di luar kelas atau sekolah sebagaimana pendidikan di luar kelas. Kegiatan-kegiatan pendidikan di luar kelas dan pendidikan jasmani memiliki saling keterkaitan dimana pada pelaksanaan pendidikan luar kelas kegiatan yang dilakukan ada beberapa kegiatan yang melibatkan aktivitas gerak sebagaimana dalam pendidikan jasmani Diantara kegiatan-kegiatan pendidika di luar kelas antara lain:
1.      Hiking
2.      Bungee Jumping
3.      Surfing
4.      Snorkeling dan Diving
5.      Karya Wisata
6.      Permainan dan Olahraga

Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran diperlukan pendekatan-pendekatan belajar yang tepat. Sehubungan dengan hal itu telah banyak bermunculan pendekatan-pendekatan untuk meraih tujuan belajar pendidikan jasmani tersebut.
Adapun jenis pendekatan beserta deskripsi sederhana dari masing-masing pendekatan yang banyak dipergunakan terutama di sekolah-sekolah Amerika ditulis oleh Adang Suherman (1998 : 5) sebagai berikut :
1.      Movement Education
2.      Fitness Approach.
3.      Academic-Discipline Approach.
4.      Social-Development Model.
5.      Sport Education Model.
6.      Adventure-Education Approach.
7.      Electic Approach.
             Dalam pelaksanaan pendidikan di luar kelas pada pendidikan jasmani di Sekolah Dasar, guru mengacu pada standar kompetensi pendidikan jasmani itu sendiri. Dalam standar kompetensi pendidikan jasmani di sekolah dasar untuk materi pendidikan di luar kelas terdapat pada kelas tinggi yaitu kelas 4, 5, dan 6.
Bedasarkan standar kompetensi, maka untuk strategi pembelajaran pendidikan di luar kelas pada pendidikan jasmani di sekolah dasar dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan lain misalnya pada kegiatan berkemah yang di dalamnya di masukkan kegiatan-kegiatan jasmani seperti outbond atau penjelajahan di lingkungan sekitar sekolah maupun di alam bebas. Dengan kegiatan semacam ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan peserta didik baik aspek fisik maupun psikis dalam pembelajaran pendidikan jasmai yang PAKEM ( Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).


hehehe,,,ni makalah gue,,,semoga bermanfaat yeeee,,,
IJIN DULU YA KALO MAU COPAST ^_^