BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Salah
satu masalah utama dalam pendidikan di Indonesia, hingga dewasa kini, ialah
belum efektifnya pengajaran dalam pendidikan di sekolah-sekolah. Kondisi
kualitas pengajaran pendidikan yang memprihatinkan di sekolah dasar, sekolah
menengah, sekolah lanjutan dan bahkan perguruan tinggi telah dikemukakan dan
ditelaah dalam berbagai forum, diantaranya tentang kemampuan guru dalam
pendidikan dan terbatasnya sumber-sumber yang digunakan untuk mendukung proses
pengajaran.
Gaya
mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktiknya cenderung tradisional. Model
metode-metode praktik dipusatkan pada guru di mana para siswa melakukan latihan
berdasarkan perintah yang ditentukan oleh guru.
Kejenuhan
yang ditimbulkan karena selama ini proses pembelajaran selalu di lakukan di
dalam kelas, merupakan latar belakang munculnya konsep belajar di luar kelas
atau yang lebih dikenal dengan Aktivitas Luar Kelas. Pendidikan yang selalu
dilakukan di kelas selama ini sangat berpotensi menimbulkan kebosanan bagi
siswanya, sehingga pengembangan dari aktivitas luar kelas sangatlah perlu
dilakukan. Karena aktivitas luar kelas bisa dijadikan sarana alternatif dalam
peningkatan kualitas manusia yaitu melalui alam. Konsep belajar dari alam
adalah mengamati fenomena secara nyata dari lingkungan dan memanfaatkan apa
yang tersedia di alam sebagai sumber belajar. Melalui alam, bisa meningkatkan
pola fikir dan sikap mental positif seseorang.
Kejenuhan pengembangan di dalam ruang turut memberikan
dorongan berkembangnya konsep pendidikan di luar kelas. Pendidikan dalam ruang
yang bersifat kaku dan formalitas dapat menimbulkan kebosanan, termasuk juga
kejenuhan terhadap rutinitas di sekolah Pendidikan luar kelas dijadikan sebagai
alternatif baru dalam meningkatkan pengetahuan dalam pencapaian kualitas
manusia. Alam sebagai media pendidkan adalah suatu sarana efektif untuk
meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan pola pikir serta sikap mental
positif seseorang. Konsep belajar dari alam adalah mengamati fenomena secara
nyata dari lingkungan dan memanfaatkan apa yang tersedia di alam sebagai sumber
belajar.Dengan alam kita dapat bermain,belajar,dll.
Pendidikan luar kelas pada dasarnya
merupakan pendidikan lintas bidang studi, karena di dalam kegiatannya meliputi
seni, ilmu alam, pendidikan jasmani dan home economic. Pendidikan luar kelas bertujuan agar siswa dapat beradaptasi dengan
lingkungan dan alam sekitar,dan, mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan
pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki memiliki
apresiasi terhadap lingkungan dan alam sekitar. Pendekatan ini mengasah
aktivitas fisik dan social anak dimana anak akan lebih banyak melakukan
kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung melibatkan kerjasama antar teman
dan kemampuan berkreasi. Berhubungan dengan hal
tersebut disini kami akan membahas mengenai pendidikan di luar kelas
terutama yang berkaitan dengan pendidin jasmani.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa yang
dimaksud dengan pendidikan di luar kelas dan tujuannya?
2. Bagaimana
hubungan antara pendidikan di luar kelas dengan pendidikan jasmani?
3. Kegiatan-kegiatan
apa saja yang termasuk dalam pendidikan di luar kelas?
4. Bagaimana
strategi yang tepat dalam pendidikan jasmani di luar kelas bagi anak SD?
1.3 TUJUAN
1. Mendeskripsikan
pengertian pendidikan di luar kelas dan tujuannya.
2. Menjelaskan
bagaimana hubungan antar pendidikan di luar kelas dengan pendidikan jasmani.
3. Mendeskripsikan
kegiatan-kegiatan apa saja yang termasuk dalam pendidikan di luar kelas.
4.
Menjelaskan
strategi yang tepat dalam pendidikan jasmani di luar kelas bagi anak SD
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
dan Tujuan Pendidikan Di Luar Kelas
Pendidikan
luar kelas merupakan aktivitas luar sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/
sekolah dan di alam bebas lainnya, seperti: bermain di lingkungan sekolah,
taman, perkampungan pertanian/ nelayan, berkemah, dan kegiatan yang bersifat
kepetualangan, serta pengembangan aspek pengetahuan yang relevan (Arief
Komarudin, 2007). Dalam pengertian lain, Aktivitas Luar Kelas merupakan
pendidikan yang dilakukan di luar ruang kelas atau di luar gedung sekolah, atau
berada di alam bebas, seperti: bermain di lingkungan sekitar sekolah, di taman,
di perkampungan nelayan/daerah pesisir, perkampungan petani/persawahan,
berkemah, petualangan, sehingga diperoleh pengetahuan dan nilai-nilai yang
berkaitan dengan aktivitas alam bebas. Dari dua pengertian di atas dapat di
simpulkan bahwa aktivitas luar kelas adalah proses pembelajaran yang dilakukan
di luar kelas atau alam bebas, dengan memanfaatkan peralatan yang ada sehingga
dapat memunculkan kreatifitas dan memperoleh pengetahuan serta rekreasi.
Pendidikan luar kelas bertujuan agar siswa
dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam sekitar,dan, mengetahui pentingnya
keterampilan hidup dan pengalaman hidup di lingkungan dan alam sekitar, dan
memiliki memiliki apresiasi terhadap lingkungan dan alamsekitar.
Pendekatan Out-door learning menggunakan setting alam terbuka sebagai sarana. Proses pembelajaran menggunakan alam sebagai media dipandang sangat efektif dalam knowledge management dimana setiap orang akan dapat merasakan, melihat langsung bahkan dapat melakukannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan berdasarkan pengalaman di alam dapat dirasakan, diterjemahkan, dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pendekatan ini mengasah aktivitas fisik dan social anak dimana anak akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung melibatkan kerjasama antar teman dan kemampuan berkreasi. Aktivitas ini akan memunculkan proses komunikasi, pemecahan masalah, kreativitas, pengambilan keputusan, saling memahami, dan menghargai perbedaan.
Pendekatan Out-door learning menggunakan setting alam terbuka sebagai sarana. Proses pembelajaran menggunakan alam sebagai media dipandang sangat efektif dalam knowledge management dimana setiap orang akan dapat merasakan, melihat langsung bahkan dapat melakukannya sendiri, sehingga transfer pengetahuan berdasarkan pengalaman di alam dapat dirasakan, diterjemahkan, dikembangkan berdasarkan kemampuan yang dimiliki. Pendekatan ini mengasah aktivitas fisik dan social anak dimana anak akan lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang secara tidak langsung melibatkan kerjasama antar teman dan kemampuan berkreasi. Aktivitas ini akan memunculkan proses komunikasi, pemecahan masalah, kreativitas, pengambilan keputusan, saling memahami, dan menghargai perbedaan.
Tujuan pendidikan yang secara umum
ingin dicapai melalui aktivitas di luar ruang kelas atau di luar lingkungan sekolah adalah:
1.
Membuat setiap individu
memiliki kesempatan unik untuk mengembangkan kreativitas dan inisiatif personal.
2.
Menyediakan latar (setting)
yang berarti bagi pembentukan sikap.
3.
Mengembangkan kesadaran,
apresiasi dan pemahaman terhadap lingkungan alam dan bagaimana manusia memiliki
relasi dengan hal tersebut.
4.
Membantu mewujudkan potensi
setiap individu agar jiwa, raga dan spiritnya dapat berkembang optimal.
5.
Memberikan ‘konteks’ dalam
proses pengenalan berkehidupan sosial dengan memberikan kesempatan bagi
anak-anak untuk merasakan secara langsung.
6.
Memungkinkan siswa
mengembangkan keterampilan dan ketertarikan terhadap kegiatan-kegiatan luar
kelas.
7.
Menumbuhkan pemahaman
untuk secara bijak menggunakan dan melindungi lingkungan alam.
8.
Mengenalkan berbagai
kegiatan di luar kelas yang dapat membuat pembelajaran lebih kreatif
9.
Memberikan kesempatan
yang unik untuk perubahan perilaku melalui penataan latar pada kegiatan luar
kelas.
10. Memberikan kontribusi
untuk membantu mengembangkan hubungan guru-murid yang lebih baik melalui
berbagai pengalaman di alam bebas.
11. Memberikan kesempatan
untuk belajar dari pengalaman langsung melalui implementasi bebas kurikulum
sekolah diberbagai area.
12. Memanfaatkan sumber-sumber yang berasal dari lingkungan dan komunitas sekitar
untuk pendidikan.
2.2 Pendidikan Di Luar Kelas
Dengan Pendidikan Jasmani
Pendidikan luar kelas pada dasarnya
merupakan pendidikan lintas bidang studi, karena di dalam kegiatannya meliputi
seni, ilmu alam, pendidikan jasmani dan home economic. Dapat dilakukan
di mana saja, lapangan terbuka, hutan, tepi danau, cagar alam, kebun, museum,
camping ground, atau kebun binatang. Pendidikan luar kelas merupakan salah satu
dimensi dalam pendidikan jasmani, di mana melalui program kegiatan ini diharapkan
konsep diri siswa dapat dibentuk. Pengalaman semacam memanjat, merangkak,
bergelantungan, dan berayun di alam bebas, yang merupakan bagian dari progam
petualangan akan mampu meningkatkan rasa percaya diri siswa. Pengalaman semacam
ini dapat memenuhi kebutuhan psikis anak akan ‘rasa berhasil mengatasi
rintangan’.
Aktivitas Luar Sekolah
berisi tentang kegiatan di luar kelas/sekolah dan di alam bebas lainnya,
seperti; bermain di lingkungan sekolah, di taman, di perkampungan pertanian/nelayan,
berkemah, dan kegiatan yang bersifat kepetualangan (mendaki gunung, menelusuri
sungai, cano dan lainnya), serta unsur perilaku yang berkaitan dengan aktivitas
alam bebas Dalam pelaksanaanya pendidikan jasmani dilakukan melalui tahapan-tahapan
tertentu, sebagai contoh :
1)
Tahap Persiapan,
yang mencakup langkah-langkah persiapan, seperti: Penetapan tujuan
pembelajaran, Memilih metode pembelajaran, Memilih materi pembelajaran,
Menentukan alokasi waktu, Menentukan alat dan sumber bahan pelajaran, Memilih
jenis evaluasi, dan lain-lain.
2)
Tahap Pelaksanaan,
tahap pelaksanaan pada dasarnya menerapkan apa yang telah dilakukan pada tahap
persiapan.
3)
Tahap Evaluasi, yang
meliputi : Mengumpulkan informasi tentang pencapaian kompetensi, tujuan
evaluasi adalah menilai sejauh mana siswa mampu mencapai kompetensi hasil
belajar dan Memberikan umpan balik terhadap jalannya pembelajaran (Kurikulum
2004 : 20).
Pendidikan jasmani melalui
pendidikan luar kelas dapat memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah sebagai
sumber belajar, lingkungan sekolah juga dapat dijadikan sebagai alat
pengembangan kegiatan di alam bebas agar siswa dapat mengembangkan keterampilan
untuk menghadapi tantangan di masa depan dengan bersikap positif, berperilaku
sosial yang selaras dengan norma yang ada.
2.3 Kegiatan-Kegiatan Pendidikan Di Luar Kelas
Pendidikan jasmani
termasuk salah satu bagian dari pendidikan luar kelas. Dalam prakteknya, pada
pendidikan jasmani dapat dilaksanakan di luar kelas atau sekolah sebagaimana
pendidikan di luar kelas. Kegiatan-kegiatan pendidikan di luar kelas dan
pendidikan jasmani memiliki saling keterkaitan dimana pada pelaksanaan
pendidikan luar kelas kegiatan yang dilakukan ada yang melibatkan aktivitas jasmani
secara aktif sebagaimana dalam pendidikan jasmani. Berikut kegiatan-kegiatan di
luar kelas yang juga melibatkan aktivitas pendidikan jasmani:
1.
Hiking
Hiking adalah kegiatan lintas alam. Menurut
pakar latihan fisik di AS, hiking adalah cara yang menyenangkan untuk membentuk
tubuh karena dilakukan di alam terbuka. Jadi bukan sekedar latihan aerobik yang
efektif namun juga mampu membersihkan pikiran kita. Hiking menawarkan
keseimbangan olah fisik dan olah pikiran.Kegiatan ini bertujuan untuk
mengingatkan kembali tentang betapa pentingnya kita menjaga kelestarian
lingkungan. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk merefresh peserta dari
kejenuhannya selama dalam bekerja. Selain untuk merefresh diri, kegiatan
hiking juga akan sangat bermanfaat dalam menumbuhkan rasa kebersamaan diantara
peserta hiking. Selama melakukan hiking, kita akan disuguhi dengan berbagai
pemandangan alam yang menarik seperti adanya air terjun, kebun teh, kebun pinus
dan lain-lain tergantung dimana melakukan hiking. Selain membuat tubuh lebih
banyak keluar keringat, melihat pemandangan berbeda juga dapat memanjakan mata.
2. Bungee Jumping
Lompat
bungee (bungee jumping) adalah sebuah aktivitas di mana seseorang
melompat dari sebuah tempat tinggi (biasanya beberapa ratus kaki/meter) dengan satu ujung dari tali elastis yang
ditempel di badan atau pergelangan kaki dan ujung talinya satunya terikat ke
titik lompatan. Ketika seseorang melompat, tali tersebut tersebut akan melar
setelah mengambil energi dari lompatan, dan peloncat akan terlontar balik
ketika tali tersebut memendek. Peloncat akan berosilasi naik dan turun sampai
energi dari loncatan habis.Kata bungee (dibaca banji) pertama kali
digunakan pada tahun 1930 dan merupakan nama dari penghapus karet.
3. Surfing
Surfing
atau berselancar Merupakan salah satu kegiatan paling sulit untuk dikuasai.
Olahraga ini memang mengasyikkan. Berdiri di papan selancar dan bersahabat
dengan ombak tentunya memberikan pengalaman berbeda bagi sebagian orang.
Anda bisa menari dalam gulungan ombak, menikmati terik matahari, dan
asinnya air laut. Meski demikian, Anda harus tetap waspada dengan segala
resikonya. Ada prosedur standar yang perlu Anda perhatikan dalam
melakukan olahraga ekstrim yang memacu adrenalin ini. Tapi jangan khawatir, sekarang
ini banyak tempat wisata yang menawarkan program latihan surfing. Olahraga ini
menantang sekaligus akan menyehatkan tubuh. Selain membuat tubuh lebih fit,
surfing juga akan membentuk lengan, dada, dan punggung, saat Anda mendayung ke
di atas ombak.
4. Snorkeling dan Diving
Pengertian
dasar snorkeling adalah suatu teknik menikmati pesona keindahan dasar laut
dengan menggunakan perlatan dasar selam berupa snarkle, fin (kaki katak) dan
mask (kacamata renang). Jenis penyelaman ini dilakukan pada plaut dangkal
karena tidak menggunakan alat bantu pernafasan berupa tabung oksigen.
Diving
adalah penyelaman dengan menggunakan perlatan selam lengkap berupa Fin, Mask,
Tabung oksigen beserta regulator. Teknik selam ini dapat digunakan pada
kedalaman tertentu dari permukaan dengan bantuan tabung pernafasan. Pada
prinsipnya peralatan selam di bagi dalam 2 kelompok :
·
Skin Dive atau dalam Buku Petunjuk 1 Star SCUBA
Diver CMAS – Indonesia disebut : “Peralatan Selam Dasar”. Terdiri dari :
Masker, Snorkler, Fin (kaki katak), boot (sepatu selam) dan Lifevest
(pelampung)
·
SCUBA Gear / Peralatan SCUBA, yang meliputi :
BCD (Bouyancy Compensator Divice), Tabung, Regulator, Pressure & Deep Gauge
(alat mengetahu isi tabung selama penyelaman dan tingkat kedalaman), serta
Weightbelet (pemberat).
5. Karya Wisata
Karya wisata
atau field trip dalam pengertian pendidikan adalah kunjungan siswa
keluar sekolah untuk mempelajari obyek tertentu sebagai bagian integral dari
kegiatan kurikulum di sekolah, atau dengan kata lain bahwa karya wisata adalah
suatu kunjungan kesuatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan sebagai bagian
integral dari seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
Karya wisata pada umumnya didorong oleh motivasi, mencari keterangan tentang hal tertentu, melatih sikap anak, membangkitkan minat, mengembangkan apresiasi,
Karya wisata pada umumnya didorong oleh motivasi, mencari keterangan tentang hal tertentu, melatih sikap anak, membangkitkan minat, mengembangkan apresiasi,
menikmati pengalaman- pengalaman baru.
6. Permainan dan Olahraga
Model pembelajaran yang paling tepat
di lingkungan luar sekolah adalah dengan bentuk bermain atau permainan. Lapangan
yang ada, maka di manfaatkan dengan melakukan kegiatan-kegiatan permainan yang
terdiri:
a.
Permainan besar
Yaitu
permainan yang peraturannya telah dilakukan secara internasional dan bila ada
tambahan selalu dilakukan suatu pertemuan internasional pula.
Seperti:
-
Sepak bola
-
Bola voli
-
Bola basket
-
Bulu tangkis
-
Tenis meja
-
Softball, dan sebagainya
b.
Permainan kecil
Yaitu
permainan yang peraturannya ditentukan oleh anggota ermainan sendiri, antara
lain:
-
Perebutan benteng
-
Bola tembak
-
Gobak sodor
-
Egrang, dan sebagainya.
Dalam
melakukan pendidikan di luar kelas dapat memanfaatkan lingkungan sekitarnya. Sumber
belajar dapat meliputi:
1. Lingkungan di sekitar sekolah atau desanya atau kota, tempat di
sekolah di dirikan, yang berbentuk fisik, umpamanya yang ada di sekitarnya berupa:
trap atau tangga gedung sekolah, pohon-pohonan.parit dan sebagainya.
2. Lingkungan tersebut berupa lingkungan alam atau situasi dan
kondisi alam yang ada di sekitar sekolah yang perlu dimanfaatkan oleh setiap
guru untuk belajar penjaskes.
3. Lingkungan sosial yang ada di sekitar sekolah lain yang
berkaitan dengan pola kehidupan masyarakatnya misalnya: pekerja pabrik
4. Lingkungan budaya yang sangat kaya di tanah air dengan
bermacam-macam permainan serta adat istiadat yang dapat dimodifikasikan
sehingga dapat di manfaatkan dalam kegiatan pembelajaran penjaskes di
sekolanya, misalnya: kuda-kudaan.
Saat sekarang
ini ada tren aerobik dengan semua macam musik senam pagi dan lari pagi setiap
hari bahkan didaerah tertentu kegiatan tersebut menjadi suatu kebutuhan
masyarakat, sehingga diperlukan tenaga untuk membimbing atau memimpin kegiatan
tersebut, mengingat dan menyadari
kekerangan sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar
penjaskes di setiap sekolah, sangat perlu kreasi guru untuk memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber dan media pembelajaran.Contoh:
§ Sungai dapat digunakan untuk pembelajaran renang.
§ Guru silat di daerah yang bersangkutan, dapat di gunakan sebagai
sumber dalam pengembangan olahraga tradisional.
Situasi dan kondisi alam juga berperan dalam pendidikan di luar kelas,
salah satunya dalam hubungannya dengan pendidikan jasmani. Situasi dan kondisi
alam di lingkungan sekolah sangat bervariasi, baik di pedesaan maupun di kota
yang berpenduduk jarang atau padat.
2.4 Strategi
Pembelajaran Pendidikan Jasmani Di Luar Kelas Bagi Siswa SD
Untuk memilih strategi yang sesuai, guru harus
mengingat adanya peralihan yang terjadi dalam pendidikan kesehatan dari
pendekatan “isi yang kaku” dan informasi tentang kesehatan kepada pendekatan
dengan kepedulian terhadap perkembangan menyeluruh dari anak didik. Dengan
fokus pada kemampuan mengambil putusan tentang masalah-masalah kesehatan yang melibatkan
perolehan dan aplikasi pengetahuan serta mengembangkan kemampuan pengetahuan
yang perlu. Lebih jauh strategi pembelajaran ini juga bergantung pada
kebutuhan, pengalaman, minat dan kemampuan anak didik; tujuan program
pendidikan kesehatandisekolah yang bersangkutan; kemampuan guru, sumber-sumber dan
fasilitas yang ada. Keterampilan (memilih strategi) tergantung pada pemilihan
teknik yang paling cocok untuk mencapaitujuan (goal) tertentu dan dalam
melaksanakan teknik tersebut dengan cara yang fleksibel dan responsif. Guru pendidikan
kesehatan harus tanggap terhadap umpan balik dari kelas dan responsif secara
sensitif terhadap hasil yang tidak diharapkan, yang dapat mempengaruhi individu.
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran diperlukan
pendekatan-pendekatan belajar yang tepat. Sehubungan dengan hal itu telah
banyak bermunculan pendekatan-pendekatan untuk meraih tujuan belajar pendidikan
jasmani tersebut.
Adapun jenis pendekatan beserta deskripsi
sederhana dari masing-masing pendekatan yang banyak dipergunakan terutama di
sekolah-sekolah Amerika ditulis oleh Adang Suherman (1998 : 5) sebagai berikut
:
1.
Movement Education.
Movement Education ini pada dasarnya merupakan pendekatan yang
lebih menekan pada penguasaan keterampilan gerak. Tujuan dari pendekatan ini
terutama adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas gerak secara
terampil, efisien, efektif pada situasi yang terencana maupun yang tidak
terencana; meningkatkan pengetian, dan kesenangan terhadap gerak baik sebagai
pelaku maupun sebagai penonton; meningkatkan pengetahuan dan menerapkan
pengetahuan tentang gerak manusia.
2.
Fitness Approach.
Fitness Approach ini pada dasarnya merupakn pendekatan yang
lebih menekakankan pada peningkatan penguasaan pengetahuan, keterampilan dan
kualitas gerak jasmani anak didiknya.
3.
Academic-Discipline Approach.
Pendekatan ini pada dasarnya merupakan
pendekatan yang lebih menekankan pada penguasaan pendidikan jasmani secara
mendalam : bagaimana memelihara gaya hidup yang sehat, mengisi waktu senggang,
menjadi pelayan atau pengguna program firness dan pendidikan jasmani di
masyarakat.
4.
Social-Development Model.
Pendekatan ini pada dasarnya merupakan yang
lebih menekankan pada perkembangan individu dan sosial anak didik. Salah satu contoh
model dari pendidikan ini dikembangkan oleh Donald Hellison (1973,1978,1982)
dengan istilah “teaching responsibility through physical activity” dengan
menerapkan konsep “levels of affective development”.
5.
Sport Education Model.
Pendekatan ini pada dasarnyamerupakan
pendekatan yang lebih menekankan pada pemeliharaan dan peningkatan nilai-nilai
murni olahraga kompetitif seperti yang sering dilakukan diluar lingkungan
sekolah.
6.
Adventure-Education Approach.
Pendekatan ini pada dasarnya merupakan pendekatan
yang lebih menekankan pada aktivitas-aktivitas petualangan yang penuh resiko
dalam lingkungan yang lebih bersifat alami (misal, maik gunung, cross
country, camping).
7.
Electic Approach.
Pendekatan ini pada dasarnya “JURNAL,
Pendidikan Dasar “ Nomor: 9 - April 2008 merupakan pendekatan yang merupakan
perpaduan atau kombinasi dari semua pendekatan tersebut di atas.
Dari berbagai pendekatan di atas kaitannya
dengan pendidikan jasmani sebagai human movement dan sesuai dengan pendapat
para ahli maka movement education merupakan pendekatan yang lebih tepat dibandingkan
dengan yang lainnya.
Dalam pelaksanaan pendidikan di luar kelas pada pendidikan jasmani di
Sekolah Dasar, guru mengacu pada standar kompetensi pendidikan jasmani itu
sendiri. Dalam standar kompetensi pendidikan jasmani di sekolah dasar untuk
materi pendidikan di luar kelas terdapat pada kelas tinggi yaitu kelas 4, 5,
dan 6.
Kelas IV semester 2
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
11. Mempraktikkan kegiatan berkemah di lingkungan
sekitar sekolah dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya***)
|
11.1
Mempraktikkan berbagai keterampilan yang sesuai untuk kegiatan perkemahan, serta nilai kerja
sama, tanggungjawab, disiplin, dan mengikuti aturan
11.2 Mempraktikkan aktivitas jasmani yang
berisi tantangan dalam perkemahan
11.3
Mempraktikkan pola hidup sehat
|
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
11.
Mempraktikkan penjelajahan di linkungan sekitar sekolah, dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya***)
|
11.1
Mempraktikkan pembuatan rencana kegiatan
penjelajahan
11.2
Mempraktikkan berbagai keterampilan gerak dalam kegiatan penjelajahan di
lingkungan sekolah yang sehat, serta nilai kerjasama, disiplin, keselamatan,
kebersihan, dan etika
|
Kelas z semester 2
Kelas IV semester 2
Standar Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
11. Mempraktikkan penjelajahan dan
perkemahan di alam bebas, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya***)
|
11.1
Mempraktikkan aktivitas
penjelajahan di alam bebas secara sederhana, serta nilai kerja sama, tanggung
jawab, disiplin, dan keselamatan
11.2
Mempraktikkan pemasangan kemah bersama, serta nilai kerja sama,
tanggung jawab, disiplin, dan keselamatan
|
Bedasarkan
standar kompetensi di atas, maka untuk strategi pembelajaran pendidikan di luar
kelas pada pendidikan jasmani di sekolah dasar dapat dilakukan bersamaan dengan
kegiatan lain misalnya pada kegiatan berkemah yang di dalamnya di masukkan
kegiatan-kegiatan jasmani seperti outbond atau penjelajahan di lingkungan
sekitar sekolah maupun di alam bebas. Dengan kegiatan semacam ini diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan peserta didik baik aspek fisik maupun psikis dalam
pembelajaran pendidikan jasmai yang PAKEM ( Pembelajaran Aktif Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan).
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Pendidikan luar kelas merupakan aktivitas luar
sekolah yang berisi kegiatan di luar kelas/ sekolah dan di alam bebas lainnya. Aktivitas
Luar Kelas merupakan pendidikan yang dilakukan di luar ruang kelas atau di luar
gedung sekolah, atau berada di alam bebas, seperti: bermain di lingkungan
sekitar sekolah, di taman, di perkampungan nelayan/daerah pesisir, perkampungan
petani/persawahan, berkemah, petualangan, sehingga diperoleh pengetahuan dan
nilai-nilai yang berkaitan dengan aktivitas alam bebas.
Pendidikan luar
kelas bertujuan agar siswa dapat beradaptasi dengan lingkungan dan alam
sekitar,dan, mengetahui pentingnya keterampilan hidup dan pengalaman hidup di
lingkungan dan alam sekitar, dan memiliki memiliki apresiasi terhadap
lingkungan.
Pendidikan jasmani termasuk salah satu bagian dari
pendidikan luar kelas. Dalam prakteknya, pada pendidikan jasmani dapat
dilaksanakan di luar kelas atau sekolah sebagaimana pendidikan di luar kelas.
Kegiatan-kegiatan pendidikan di luar kelas dan pendidikan jasmani memiliki
saling keterkaitan dimana pada pelaksanaan pendidikan luar kelas kegiatan yang
dilakukan ada beberapa kegiatan yang melibatkan aktivitas gerak sebagaimana
dalam pendidikan jasmani Diantara kegiatan-kegiatan pendidika di luar kelas
antara lain:
1.
Hiking
2.
Bungee Jumping
3.
Surfing
4.
Snorkeling dan Diving
5.
Karya Wisata
6.
Permainan dan Olahraga
Untuk mewujudkan tujuan pembelajaran diperlukan
pendekatan-pendekatan belajar yang tepat. Sehubungan dengan hal itu telah
banyak bermunculan pendekatan-pendekatan untuk meraih tujuan belajar pendidikan
jasmani tersebut.
Adapun jenis pendekatan beserta deskripsi
sederhana dari masing-masing pendekatan yang banyak dipergunakan terutama di
sekolah-sekolah Amerika ditulis oleh Adang Suherman (1998 : 5) sebagai berikut
:
1. Movement
Education
2. Fitness
Approach.
3. Academic-Discipline
Approach.
4. Social-Development
Model.
5. Sport
Education Model.
6. Adventure-Education
Approach.
7. Electic
Approach.
Dalam pelaksanaan pendidikan di
luar kelas pada pendidikan jasmani di Sekolah Dasar, guru mengacu pada standar
kompetensi pendidikan jasmani itu sendiri. Dalam standar kompetensi pendidikan
jasmani di sekolah dasar untuk materi pendidikan di luar kelas terdapat pada
kelas tinggi yaitu kelas 4, 5, dan 6.
Bedasarkan standar
kompetensi, maka untuk strategi pembelajaran pendidikan di luar kelas pada
pendidikan jasmani di sekolah dasar dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan
lain misalnya pada kegiatan berkemah yang di dalamnya di masukkan
kegiatan-kegiatan jasmani seperti outbond atau penjelajahan di lingkungan
sekitar sekolah maupun di alam bebas. Dengan kegiatan semacam ini diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan peserta didik baik aspek fisik maupun psikis dalam
pembelajaran pendidikan jasmai yang PAKEM ( Pembelajaran Aktif Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan).
hehehe,,,ni makalah gue,,,semoga bermanfaat yeeee,,,
IJIN DULU YA KALO MAU COPAST ^_^
IJIN DULU YA KALO MAU COPAST ^_^
FileNya saya copy yach,
BalasHapusLihat jg Blog-Ku disini,
http://tasminfhary.blogspot.com/
Sangat Membantu Sekali buat saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Saya Terimakasih .
BalasHapusJudul Karya Tulis Saya Adalah Hubungan Alam Sekitar Dengan Penjaskes
By: Hazimul Ihsani
Admin www.ntbpulsa.com